5 Rekomendasi Film Indonesia Tersedih, Bisa Jadi Tontonan Saat Liburan

- 12 Juni 2024, 23:19 WIB
Rekomendasi film indonesia tersedih
Rekomendasi film indonesia tersedih /

 

 

PR JATIM - Libur panjang akan segera tiba. Tentu akan bosan jika hanya berdiam diri di rumah dan menonton yang itu-itu saja.

Ingin liburanmu lebih seru dan penuh haru? @Ketri Film Space, memberi 5 rekomendasi film Indonesia paling  sedih. Berikut ini 5 judul film Indonesia dengan jalan cerita yang haru, siap-siap tissue paste lagi nonton :

1. Sabtu Bersama Bapak

Sabtu Bersama Bapak adalah film drama Indonesia yang dirilis 5 Juli 2016. Film ini menceritakan tentang, Gunawan (Abimana Aryasatya) memiliki seorang istri, Itje (Ira Wibowo), dan dua anak kecil: Satya dan Cakra. Hidup mereka berubah ketika Gunawan tahu hanya memiliki satu tahun lagi untuk hidup. Gunawan memutuskan, kematian tak boleh membatasinya dari menyayangi kedua anak. Ia membuat banyak rekaman berisikan pesan-pesan untuk kedua anaknya. Setelah Gunawan berpulang, Itje, sang istri memutuskan agar kedua anak dapat bertemu sang bapak satu kali seminggu, setiap hari Sabtu.

Baca Juga: Sukses dengan Film TAOL, Inilah 10 Film Terbaik Putri Marino Lainnya yang Gak Boleh Terlewat

Kehidupan Itje, Satya (Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra), berlanjut. Satya sudah beristri, Rissa (Acha Septriasa), dua anak laki-laki (rian dan miku), Satya bekerja sebagai tenaga offshore di lepas pantai Denmark. Cakra (30) menjadi deputi direktur di sebuah bank asing di Jakarta dan masih menjomblo. Itje, tetap sendiri menjalankan bisnis warung makannya di Bandung.

Mengikuti pesan sang bapak, Satya terlalu kaku dengan pemikirannya dan berjarak dengan sang istri. Mengikuti pesan sang bapak, Cakra fokus bertahun-tahun menyiapkan materi sehingga lupa bahwa menyiapkan diri untuk mencari pasangan. Itje menyimpan sebuah rahasia, dan tidak ingin kedua anaknya tahu. Sewaktu kecil, mereka tidak menyusahkan Itje. Sekarang, Itje tidak ingin menyusahkan mereka, sehingga sampai menjalani operasi pengangkatan kanker payudara, anak anak Itje tidak mengetahuinya. Sang ibu tidak mau merepotkan Satya maupun Cakra, sampai suatu saat rahasia itu tetap terbongkar, dan menjadi kesedihan yang memdalam bagi Cakra dan Satya.

 

2. Miracle In Cell No 7

Miracle in Cell No. 7 adalah film drama keluarga Indonesia tahun 2022 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, berdasarkan film Korea Selatan tahun 2013 berjudul sama karya Lee Hwan-kyung.

Alur dimulai pada tahun 2002. Dodo Rozak (Vino G. Bastian) adalah seorang penjual balon yang menyandang disabilitas intelektual, serta ayah bagi putrinya, Ika Kartika (Graciella Abigail). Dodo menjadi ayah yang begitu baik bagi Ika, meskipun mereka hidup dalam banyak keterbatasan. Pada suatu hari, Dodo berteriak melihat anjing peliharaan milik Melati Wibisono (Makayla Rose), anak salah satu pelanggannya, yaitu pasangan suami istri bernama William (Willy) Wibisono (Iedil Dzuhrie Alaudin) dan Sonya Wibisono (Nadila Ernesta), mati ditabrak motor, tetapi disalahpahami sebagai ia yang membunuhnya.

 

Beberapa hari setelah rekonstruksi perkara, Dodo dibawa ke sebuah lapas. Ia diperlakukan secara kasar oleh petugas serta kepala sipir bernama Hendro Sanusi (Denny Sumargo) karena dianggap tidak patuh dan terbelakang. Ia ditaruh di sel nomor 7, yang sudah dihuni Japra "Foreman" Effendi (Indro Warkop) sebagai ketua napi sel nomor 7, dan empat orang bawahannya, Zaki (Tora Sudiro), Yunus "Bewok" (Rigen Rakelna), Atmo "Gepeng" (Indra Jegel), dan Asrul "Bule" (Bryan Domani). Awalnya, Dodo diperlakukan dengan buruk oleh mereka berlima, apalagi setelah mengetahui bahwa Dodo membunuh dan melecehkan anak kecil.

Beberapa bulan kemudian, setelah mengumpulkan beberapa bukti konkret, Hendro mengajukan banding, tetapi ini bertepatan dengan kembalinya ayah Melati, Willy, sebagai gubernur. Pada saat itu, ia mengetatkan hukuman untuk kasus kekerasan anak, yang berarti kesempatan Dodo untuk bebas dari penjara sangatlah kecil. Mendengar kronologi kejadian menurut Dodo, Japra, dan napi yang lain, mereka menyusun kalimat untuk Dodo ucapkan di pengadilan, mengingat Dodo memiliki kesulitan mengutarakan pikirannya dengan perkataan.

 

3. Ngeri Ngeri Sedap

Ngeri-Ngeri Sedap (bahasa Inggris: Missing Home) adalah film drama komedi Indonesia tahun 2022 yang disutradarai dan ditulis oleh Bene Dion Rajagukguk.

Pak Domu dan Mak Domu merupakan orang tua dari empat orang anak: Sarma, Domu, Gabe, dan Sahat. Sarma tinggal bersama orangtuanya, sementara yang lain tinggal di kota kota luar dengan karirnya tersendiri. Karena rindu dan menjelang sebuah pesta syukuran khas Batak, kedua orangtua ingin anak-anaknya pulang, namun terhalang dilema: Domu ingin menikahi seorang wanita Sunda namun dilarang Pak Domu karena menganggap orang lain tidak bisa mengerti adat Batak; Gabe adalah seorang pelawak meski dikuliahkan Pak Domu ke jurusan hukum; Sahat tinggal di Yogyakarta dengan seseorang bernama Pak Pomo usai kuliah dan tidak ingin kembali. Pak Domu dan Mak Domu pun memutuskan untuk berpura-pura ingin bercerai; merekapun langsung pulang namun hanya akan tinggal sementara.

 

Setelah diskusi saat makan malam tidak menuai perdamaian, anak-anak mengajak orangtuanya menaiki Bukit Holbung dan curhat tanpa dilihati satu sama lain; Pak Domu meminta agar ia dibela sebab ialah yang menafkahi keluarga, dan Mak Domu mengatakan bahwa suaminya membuatnya lelah. Ibu Pak Domu mengatakan pada cucu-cucunya bahwa ia sudah tahu segalanya, dan menyuruh mereka tinggal sampai acara syukuran selesai.

 

Sehari setelah acara tersebut selesai, Mak Domu harus istirahat sebab demam; Pak Domu memarahi Domu, Gabe, dan Sahat karena tidak ingin mengikuti kemauannya. Anak-anak sepakat bahwa jika masih tidak ada ujung, mereka akan pulang ke tempatnya masing-masing. Pak Domu lalu memulai sebuah argumen yang membuat semuanya, termasuk Mak Domu, marah atas ideologi patrilineal-nya. Mak Domu pun membocorkan rahasia bahwa skenario perceraian itu palsu, dan bahwa Sarma telah mengetahui ini. Sarma mengatakan ia merasa tertekan harus selalu mengikuti perintah orangtua. Mak Domu mengatakan ia benar-benar ingin cerai. Ia pun pergi ke rumah ibunya, sementara anak-anak pulang, kecuali Sahat karena perintah neneknya.

 

Pak Domu curhat pada ibunya bahwa ia cuma mengikuti cara ayahnya; ibunya mengatakan bahwa tiap keluarga berbeda dan cara memimpinnya juga harus berbeda. Pak Domu lalu menemui anak-anaknya dan belajar berbagai hal: calon istri Domu ternyata bisa belajar adat Batak, kolega-kolega Gabe adalah orang-orang yang pengertian, dan Pak Pomo mengatakan bahwa Sahat orang yang terhormat di desa. Pak Domu pun membawa semuanya pulang, mengingat perintah Mak Domu. Mereka sekeluarga pun berjamu bersama.

 

Pada akhir tayangan film Ngeri Ngeri Sedap, terdapat kutipan umpasa Batak, yakni "Sititik ma sigompa, golang-golang pangarahutna. On ma na boi tarpatupa, sai godang ma pinasuna", yang berarti "Inilah yang bisa kami sajikan, semoga banyak berkatnya."

 

4. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (judul internasional The Sinking of the van der Wijck) adalah film drama romantis Indonesia tahun 2013 yang disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya.

 

Berlatar tahun 1930-an, dari tanah kelahirannya Makassar, Zainuddin (Herjunot Ali) berlayar menuju kampung halaman ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Di sana, ia bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce), seorang gadis cantik jelita yang menjadi bunga di persukuannya. Kedua muda-mudi itu jatuh cinta. Namun, adat dan istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka berdua. Zainuddin hanya seorang melarat yang tak bersuku; karena ibunya berdarah Makassar dan ayah berdarah Minang, statusnya dalam masyarakat Minang yang matrilineal tidak diakui. Oleh sebab itu, ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau. Sedangkan Hayati adalah perempuan Minang santun keturunan bangsawan.

 

Pada akhirnya, lamaran Zainuddin ditolak keluarga Hayati. Hayati dipaksa menikah dengan Aziz (Reza Rahadian), laki-laki kaya terpandang yang lebih disukai keluarga Hayati daripada Zainuddin. Kecewa, Zainuddin pun memutuskan untuk berjuang, pergi dari ranah Minang dan merantau ke tanah Jawa demi bangkit melawan keterpurukan cintanya. Zainudin bekerja keras membuka lembaran baru hidupnya. Sampai akhirnya ia menjadi penulis terkenal dengan karya-karya masyhur dan diterima masyarakat seluruh Nusantara.

 

Tetapi sebuah peristiwa tak diduga kembali menghampiri Zainuddin. Di tengah gelimang harta dan kemasyhurannya, dalam sebuah pertunjukan opera, Zainuddin kembali bertemu Hayati, kali ini bersama Aziz, suaminya. Pada akhirnya, kisah cinta Zainuddin dan Hayati menemui ujian terberatnya; Hayati pulang ke kampung halamannya dengan menaiki kapal Van der Wijck. Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati tenggelam. Sebelum kapal tenggelam, Zainuddin mengetahui bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya.

 

5. Surat Kecil Untuk Tuhan

Surat Kecil untuk Tuhan adalah film drama biografi Indonesia yang dirilis pada 7 Juli 2011 dengan disutradarai oleh Harris Nizam yang dibintangi oleh Dinda Hauw dan Alex Komang.

Film ini menceritakan Gita Sesa Wanda Cantika atau yang dikenal dengan nama panggilan Keke, seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang cukup beruntung, karena lahir dari keluarga yang sangat berada, memiliki dua orang kakak laki-laki yang bernama Chika dan Kiki, orang tua yang sangat menyayanginya walau sudah bercerai, dan juga Pak Yus, ajudan sang Ayah. Selain itu Keke juga dikelilingi enam sahabat karib yang selalu setia menemaninya dan hidupnya pun semakin lengkap dengan kehadiran seorang kekasih yang juga begitu menyayanginya, yaitu Andy.

Semuanya tampak begitu sempurna. Pada tahun 2004 kanker menghinggapinya, Keke adalah pengidap Rhabdomyosarcoma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia. Gadis cantik itu pun berubah menjadi "monster" hingga terpaksa harus menjalani serangkaian kemoterapi dan radiasi hampir setahun lamanya, akibatnya, semua rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil. Keke dinyatakan sembuh dan bisa kembali menjalani aktivitas seperti sediakala.

Tak disangka, dua tahun kemudian, pada tahun 2006, kanker itu kembali, lebih parah dan mematikan. Meskipun sudah ditolak di rumah sakit mana-mana, ayah Keke tidak pernah sekali pun menyerah untuk menyembuhkan anaknya, terbukti bahwa ia sanggup ke pedalaman bahkan keluar negeri hanya untuk menyembuhkan Keke. Meskipun ratusan dokter memprediksi bahwa hidup Keke tidak akan lebih dari tiga bulan, Keke berhasil bertahan untuk lebih dari setahun. Meskipun pada akhirnya, Keke harus menerima kenyataan bahwa ia memang tidak dapat disembuhkan karena kanker itu sudah terlalu menyebar. Keke telah menghembuskan napas terakhir.***

Editor: Nurmawati Ikromah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah