Hal ini juga menjadi salah satu uji publik bahwa Khofifah bisa memimpin dan menyelesaikan tanggungjawab yang telah diberikan kepadanya.
3. Punya Nama di Kalangan Perempuan
Seorang perempuan dan memimpin Provinsi Jawa Timur tentu saja menjadi nilai tambah bagi dirinya, terlebih bagi kalangan perempuan. Ia membuktikan bahwa perempuan juga bisa memimpin selama diberi kesempatan.
Prestasinya sebagai pemimpin perempuan tidak hanya sebagai gubernur. Pada tahun 1999 hingga 2001 ia pernah menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Berlanjut, tahun 2014-2019 ia juga dipercaya menjadi orang penting di Menteri Sosial di Kabinet Kerja.
4. Punya Pengaruh di NU
Selain beberapa jabatan politik di atas, Khofifah juga punya rekam baik dalam dunia organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Hal ini ia buktikan ketika menjadi Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 2000-2005.
Posisi ini tentu menjadikan Khofifah punya peluang besar untuk mengambil suara lebih banyak dari masyarakat NU, terlebih Muslimat dan Fatayat.***