PLN Nusantara Power: Menghadapi Krisis Iklim dengan Teknologi Modifikasi Cuaca, Ini yang Dilakukan

- 20 Juni 2024, 14:43 WIB
PLN NP Siap Hadapi Krisis Iklim dengan Strategi Mitigasi dan EBT
PLN NP Siap Hadapi Krisis Iklim dengan Strategi Mitigasi dan EBT /PR Jatim/

PR JATIM - PT PLN Nusantara Power (PLN NP) telah menyatakan kesiapannya menghadapi tantangan perubahan iklim dengan berbagai strategi mitigasi risiko dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Keuangan PLN NP, Dwi Hartono, menyoroti bahwa meskipun perubahan iklim membawa tantangan serius, hal tersebut juga membuka peluang baru untuk pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT.

"Perubahan iklim membawa tantangan besar bagi PLN NP, tetapi juga mendorong kita untuk lebih berfokus pada pembangunan pembangkit listrik yang ramah lingkungan," ungkap Dwi Hartono dalam konferensi pada Kamis, 20 Juni 2024.

Baca Juga: Transformasi FABA oleh PLN NP UP Indramayu: Solusi Abrasi dan Wisata Pantai Plentong

Salah satu dampak yang dihadapi adalah penurunan produktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sulawesi Selatan akibat dari kekeringan yang panjang tahun lalu. Produksi PLTA sebesar 800 megawatt mengalami penurunan hingga 75 persen, hanya mampu mengoperasikan 200 megawatt.

Dwi Hartono menjelaskan bahwa PLN NP telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk meningkatkan intensitas hujan di beberapa unit pembangkit.

"Kami juga telah mengalokasikan anggaran untuk teknologi modifikasi cuaca sejak awal tahun ini, sehingga tidak memberikan dampak signifikan terhadap keuangan perusahaan," tambahnya.

Baca Juga: PLN Nusantara Power dan Masdar Sepakat Tingkatkan PLTS Terapung Cirata: Menuju Energi Bersih

Selain itu, PLN NP juga fokus pada pengembangan pembangkit baru yang lebih sesuai dengan tuntutan zaman dan berkelanjutan. Contohnya adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Cirata dan PLTS di Ibu Kota Negara (IKN), yang saat ini sudah beroperasi dengan kapasitas 10 megawatt.

"Investasi ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta meningkatkan ketahanan energi jangka panjang," jelas Dwi.

Dalam upaya manajemen risiko dan pengelolaan keuangan, PLN NP telah merumuskan tiga pendekatan utama. Pertama, melakukan penilaian risiko lingkungan secara rutin untuk mengidentifikasi dan mengelola dampak perubahan iklim.

Baca Juga: PLN Nusantara Power, Pionir Transisi Menuju Energi Hijau dan Berkelanjutan di Asia Tenggara

Kedua, menyusun rencana kontinjensi untuk menghadapi bencana alam seperti banjir, badai, dan kekeringan. Ketiga, menjalin kerja sama dengan pemerintah, lembaga internasional, dan sektor swasta dalam pengembangan proyek mitigasi perubahan iklim.

"Dengan komitmen ini, PLN NP berharap dapat berperan aktif dalam menekan dampak negatif perubahan iklim, sambil tetap mendorong pertumbuhan energi terbarukan dan keberlanjutan," pungkas Dwi.

Dengan demikian, PLN NP menegaskan kesiapannya menghadapi masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, sejalan dengan tuntutan global akan mitigasi perubahan iklim.***

Editor: Budi W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah