PR JATIM - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) 2024 akan berlangsung bulan November mendatang. Sebagai petahana, Khofifah Indar Parawansa digadang-gadang punya peluang lebih besar untuk kembali menang pada Pilkada Jatim 2024 karena ia punya 4 potensi yang tidak dimiliki oleh Calon Gubernur (Cagub) lain.
Khofifah Indar Parawansa kemungkinan besar juga akan kembali menggandeng Emil Dardak, suami dari arti cantik Indonesia, Arumi Bachsin. Bisa dikatakan keduanya merupakan pasangan yang cukup baik dan banyak memberikan prestasi untuk Jawa Timur.
Di Jawa Timur sendiri, tingkat elektabilitas Khofifah masih cukup tinggi, bahkan melebihi kandidat lain. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) yang dirilis Rabu 27 Maret 2024, tingkat keterpilihan Khofifah berada di angka 39,2%.
Hal ini yang kemudian menjadikannya semakin percaya diri untuk kembali maju dalam kontestasi Pilkada Jatim 2024. Di sisi lain, Khofifah Indar Parawansa juga punya 4 potensi yang tidak dimiliki oleh Cagub lainnya.
4 Potensi Khofifah Indar Parawansa
1. Mantan Gubernur Jawa Timur
Selama menjadi orang nomor 1 di Jawa Timur, Khofifah dikenal sebagai gubernur dengan reputasi yang cukup baik. Potensi ini bisa menjadi modal yang bagus untuk kembali merebut hati masyarakat Jawa Timur dalam Pilkada Jatim 2024 mendatang.
Kepercayaan masyarakat Jawa Timur kepada Khofifah ini semakin terbukti ketika ia bergabung menjadi Timses Capres-Cawapres Prabowo-Gibran. Ia digadang-gadang punya pengaruh besar dalam pemenangan Capres-Cawapres nomor urut 2 tersebut di Jawa Timur.
2. Menjadi Kepercayaan Presiden
Sebelum memimpin Jawa Timur bersama Emil Dardak, Khofifah sebelumnya mendapat kepercayaan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Ia diberi amanah untuk menjadi orang nomor 1 di Kementerian Sosial (Kemensos) yang saat ini dipimpin oleh Bu Risma.
Hal ini juga menjadi salah satu uji publik bahwa Khofifah bisa memimpin dan menyelesaikan tanggungjawab yang telah diberikan kepadanya.
3. Punya Nama di Kalangan Perempuan
Seorang perempuan dan memimpin Provinsi Jawa Timur tentu saja menjadi nilai tambah bagi dirinya, terlebih bagi kalangan perempuan. Ia membuktikan bahwa perempuan juga bisa memimpin selama diberi kesempatan.
Prestasinya sebagai pemimpin perempuan tidak hanya sebagai gubernur. Pada tahun 1999 hingga 2001 ia pernah menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Berlanjut, tahun 2014-2019 ia juga dipercaya menjadi orang penting di Menteri Sosial di Kabinet Kerja.
4. Punya Pengaruh di NU
Selain beberapa jabatan politik di atas, Khofifah juga punya rekam baik dalam dunia organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Hal ini ia buktikan ketika menjadi Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 2000-2005.
Posisi ini tentu menjadikan Khofifah punya peluang besar untuk mengambil suara lebih banyak dari masyarakat NU, terlebih Muslimat dan Fatayat.***