Mengungkap Sejarah Langgar Gipo: Dari Tempat Ibadah Hingga Destinasi Wisata Sejarah Kota Lama Surabaya

- 15 Juni 2024, 16:05 WIB
Sejumlah pemuda melakukan renovasi Langgar Gipo. Foto Julian
Sejumlah pemuda melakukan renovasi Langgar Gipo. Foto Julian /

PR JATIM - Langgar Gipo, sebuah bangunan bersejarah yang terletak tak jauh dari Masjid Ampel di Kecamatan Semampir, Surabaya Utara, telah merayakan tonggak bersejarah baru dalam perjalanan panjangnya.

Dalam sebuah acara yang penuh kebanggaan, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, meresmikan Langgar Gipo sebagai "Cagar Budaya dan Destinasi Wisata Kota Lama", menambahkan lagi kekayaan budaya dan sejarah kota Surabaya.

Baca Juga: Menikmati Libur Panjang Idul Adha di Tuban Jawa Timur: Pesona Alam dan Wisata Religi

Mendirikan Sebuah Warisan

Dalam sebuah buku yang diterbitkan oleh Yayasan Insan Keturunan Sagipoddin (IKSA), diceritakan bahwa Langgar Gipo didirikan pada tahun 1717 oleh keluarga Sagipoddin, khususnya oleh H. Abdul Latief Sagipodin atau Gipo.

Sejak awal, langgar ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat sekitar, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pergerakan.

Baca Juga: Omah Kayu Batu: Pengalaman Menginap Seru di Rumah Pohon dengan Pemandangan Alam yang Memikat!

Perjalanan Seabad Langgar Gipo

Langgar Gipo telah menjadi saksi bisu dari perjalanan seabad kota Surabaya. Dari masa ke masa, langgar ini telah melalui berbagai perubahan dan optimalisasi.

Salah satu tokoh penting dalam sejarah langgar ini adalah H. Hasan Basri Sagipoddin, yang juga dikenal sebagai Hasan Gipo.

Beliau tidak hanya menjadi figur terkemuka dalam pergerakan nasional, tetapi juga membawa langgar ini menjadi tempat berkumpulnya para pejuang dan intelektual saat perjuangan kemerdekaan.

Baca Juga: Antisipasi Libur Idul Adha: KAI Daop 8 Surabaya Tambah Kereta Api, 23.109 Pelanggan Siap Berangkat!

Halaman:

Editor: Ainur Rofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah