Terkait Kematian Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Kadindik Jatim Pastikan Tak Ada Kekerasan Ini Alasannya

- 27 Juni 2024, 21:00 WIB
Kadindik Jatim Aries Agung Paewai
Kadindik Jatim Aries Agung Paewai /instagram.com/ariesagungpaewai/

PR JATIM – Kasus meninggalnya siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun berinisial GPN mendapat perhatian serius Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur (Jatim). Kepala Disdik Jatim Aries Agung Paewai menegaskan tak ada  kekerasan dalam meninggalnya siswi berusia 16 tahun itu.

Aries mengatakan berdasarkan laporan yang diterima dari Kepala SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Agus Supriyono, almarhum menderita infeksi paru-paru dan saluran kencing yang berdampak ke otak. Hasil ini didapat dari rekam medis di RS Widodo Ngawi.

"Sementara untuk kekerasan fisik dari laporan yang saya terima tidak ada. Hasil rontgen juga menyatakan dada ada bronkitis, kepala normal. Namun, terlepas dari itu saya atas nama Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur mengucapkan turut berbela sungkawa kepada keluarga," ucapnya.

Baca Juga: Terungkap Penyebab Kematian Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Polisi Kantongi Hasil Rekam Medis Sejumlah RS

Pria yang juga Pj Wali Kota Batu itu juga menceritakan bahwa sebelum meninggal, GPN masih sempat mengikuti kegiatan persiapan class meeting di sekolah, dan sempat ikut berlatih menari untuk persiapan tampil.

"Namun di hari Sabtunya (8/6) sekitar pukul 19.30 WIB almarhum mengeluhkan pusing dan demam. Oleh pengasuh dan temannya dibawa ke UKS di bawah pengawasan perawat jaga malam," ungkapnya


Selanjutnya karena kondisi GPB yang semakin lemah, almarhum dirujuk ke UGD RSUD Sogaten Kota Madiun, namun tak ada perkembangan berarti dan kondisi gadis asal Ngawi itu semakin menurun. Kemudian oleh keluarga langsung dirujuk ke RS Widodo Ngawi dan masuk ruang ICU.

Kabar meninggalnya GPN baru diterima oleh Disdik Jatim dan sekolah pada Rabu 12 Juni 2024. Pun tim Satreskrim Polresta Madiun juga melakukan konfirmasi ke sekolah, keluarga, dan pihak rumah sakit, untuk memastikan sebab meninggalnya GPN.

"Dari hasil rekam medis yang dipegang Kasatreskrim ini yang membuat kami menyangkal adanya kekerasan di sekolah terhadap ananda GPN. Dan hasil ini juga dibacakan di depan orang tua almarhum bahwa memang meninggalnya ananda karena sakit infeksi paru," ujarnya.

Halaman:

Editor: Moh Eko Suprayitno

Sumber: ANTARA KBRN Madiun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah