Dr. Sarkawi menekankan bahwa pemerintah kota tidak boleh hanya mengejar kepentingan profit dari proyek revitalisasi ini. Edukasi terhadap masyarakat dan pengunjung harus menjadi tujuan utama.
"Bukan hanya profit saja dan tentu semangatnya segregasi ini tidak boleh diulang dan tentu sangat buruk pada masa sekarang. Di masa itu, dalam tanda kutip wajar, karena pribumi berada di struktur paling bawah dan itu tidak boleh berlanjut sampai hari ini. Prinsip eksklusifitas itu harus dihilangkan dan jadikan sejarah sebagai sesuatu yang lebih kohesif untuk masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Surabaya Di Bawah Eri Cahyadi: Program Megah yang Masih Mandek
Selain itu, ia juga berharap Pemkot Surabaya dapat menjaga keberlanjutan kawasan tersebut dan memperhatikan aspek-aspek non-teknis seperti keamanan dan parkir liar.
"Pemkot kita juga harus belajar ke Pemkot Semarang dalam menata kota lama dan mereka melibatkan konsultan yang mumpuni, seperti Pauline van Roosmalen.
Kota Lama Surabaya juga unik tempatnya dan butuh usaha keras agar terjaga dengan baik, kalau tidak bisa dijaga dengan baik, ya nantinya hanya buang-buang duit saja," pungkasnya.***