Merger Besar di Tengah Krisis: Ini Kisah Perjalanan Bank Syariah Indonesia

28 Juni 2024, 17:39 WIB
Diskusi Buku "Mega Merger In The Pandemic Era: Kepemimpinan dan Tantangan Merger Bank Syariah Indonesia" /PR Jatim/

PR JATIM – Di tengah suasana yang hangat di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, para bankir berkumpul untuk mendiskusikan sebuah karya yang menjadi sorotan penting dalam dunia perbankan syariah.

Buku "Mega Merger In The Pandemic Era: Kepemimpinan dan Tantangan Merger Bank Syariah Indonesia," karya Hery Gunardi, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), menjadi topik utama pertemuan ini. Buku ini diharapkan menjadi acuan signifikan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Buku sebagai Inspirasi dan Panduan

Acara diskusi ini dihadiri oleh para bankir yang sebagian besar merupakan alumni Bank Mandiri, kini berkarir di berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Baca Juga: Antusias Warga Jawa Timur Banjiri Pameran IIFEX 2024, Ada Baking & Cooking Demo dari Para Chef Terkenal

Sebelumnya, buku ini telah diserahkan secara simbolis kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo pada Opening Ceremony BSI International Expo 2024, 20 Juni lalu.

Dalam bukunya, Hery Gunardi menyoroti tantangan dan keberhasilan dalam proses merger tiga bank syariah besar milik BUMN menjadi satu entitas, yaitu BSI.

Direktor Keuangan & Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, mengutip pernyataan Agus Martowardojo, mantan Gubernur Bank Indonesia, yang menekankan bahwa merger ini bukan sekadar penyatuan institusi, melainkan integrasi komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, daya saing, dan profitabilitas bank baru ini.

Baca Juga: Java Coffee Culture (JCC) 2024, Antara Kemewahan Festival dan Realitas Ekonomi Lokal

Kepemimpinan Transformasional di Tengah Krisis

"Sebagai pemimpin, Hery mampu menerapkan kepemimpinan transformasional, yang menjadi salah satu kunci sukses dalam proses merger ini. Dia mampu meningkatkan motivasi dan moralitas karyawan, serta menancapkan arah baru bagi BSI," kata Agus dalam kata pengantarnya yang dikutip oleh Cahyo.

Transformasi ini membutuhkan kepemimpinan yang kompleks, ditempa melalui pengalaman dan pengembangan diri. Hery Gunardi berhasil menyatukan budaya berbeda dari bank-bank yang di-merger, mengarahkan BSI menuju visi dan misi baru.

Sebagai Ketua Project Management Office (PMO) dan Integration Management Office (IMO) sejak awal proses merger pada 2021, Hery berhasil mengorkestrasi seluruh karyawan dan pemangku kepentingan sehingga BSI menjadi pemimpin pasar dalam industri keuangan syariah di Indonesia.

Baca Juga: Ekspansi Besar: Darmi Bersaudara Targetkan Penjualan Rp121,576 Miliar di 2024

Penguatan Ekosistem Keuangan Syariah

Proses merger ini diharapkan dapat meningkatkan penetrasi keuangan syariah nasional yang saat ini masih sekitar 7%. Hery menuturkan bahwa buku ini merupakan dokumentasi penting dari proses yang menjadikan BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. "Kami berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi industri dalam memperkuat ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia," ujarnya.

Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, menambahkan bahwa aspirasi pemerintah untuk menjadikan BSI sebagai salah satu dari Top 10 Islamic Bank di dunia mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi. "Dengan kualitas SDM yang unggul, BSI diharapkan dapat menjadi fondasi utama perekonomian bangsa dan umat," katanya.

Baca Juga: Rupiah Anjlok ke Rp16.475/US$, Terendah Sejak April 2020! Ini Penyebabnya

Masa Depan BSI di Tangan Kepemimpinan Solid

Dengan transformasi dan kepemimpinan yang solid, BSI di bawah Hery Gunardi diharapkan dapat terus tumbuh dan memenuhi kebutuhan berbagai segmen konsumen di Indonesia.

Banjaran menekankan bahwa keberhasilan merger dan transformasi BSI berkat nilai dan iklim positif yang dibangun oleh sumber daya manusianya. Hal ini menandakan bahwa SDM di BSI mampu berorganisasi secara maju dan modern.

Terkait apresiasi dari para tokoh tersebut, Hery Gunardi merasa bersyukur. Dia mengakui bahwa sesuai aspirasi yang ada, kehadiran BSI harus bisa menjadi bank syariah yang modern, universal, dan inklusif.

Baca Juga: Suku Bunga Mandek, BI Rate Sia-Sia?

BSI pun harus mampu menjangkau lebih banyak masyarakat di Tanah Air, mengingat masih banyaknya masyarakat yang belum terlayani dan memiliki akses terhadap perbankan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Hery menegaskan bahwa transformasi teknologi dan digital menjadi sangat penting. BSI harus mampu bersaing dan memenuhi segala kebutuhan berbagai segmen konsumen.

"Sebagai pemimpin, saya berkewajiban mendorong seluruh insan BSI untuk menjadi talenta terbaik di bidangnya, dengan kepercayaan diri dan daya saing yang tinggi. Dengan kemampuan yang unggul, BSI akan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan masyarakat," pungkasnya.

Dengan adanya buku ini, Hery Gunardi berharap bahwa perjalanan dan strategi yang telah ditempuh oleh BSI bisa menjadi panduan bagi industri perbankan syariah di Indonesia untuk terus berkembang dan menguatkan fondasi ekonomi nasional.***

Editor: Budi W

Tags

Terkini

Terpopuler