PR JATIM - Awal tahun ini, Jawa Timur (Jatim) menghadapi tekanan ganda dalam kondisi makroekonomi akibat meningkatnya dinamika geopolitik global dan tantangan menjaga daya ekonomi domestik.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim, Erwin Gunawan Hutapea, menyoroti dampak signifikan dari ketegangan geopolitik yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, khususnya pada sektor ekspor.
Menurut Erwin Gunawan Hutapea, konflik yang belum terselesaikan antara Rusia dan Ukraina, bersama dengan ketegangan di wilayah Tiongkok, Israel, Iran, dan Laut Merah menjadi fokus utama dalam dinamika geopolitik global.
"Dampak langsung dari kondisi global tersebut dapat terasa pada pasar ekspor, yang merupakan aspek penting bagi industri Jatim yang mayoritas berorientasi ekspor" ujarnya, Surabaya, Jawa Timur, Senin, 22 April 2024.
Erwin Gunawan menekankan pentingnya adaptasi strategis bagi industri Jatim dalam menghadapi ketidakpastian global. Salah satu strategi yang ditekankan adalah mencari peluang baru dalam pasar ekspor serta meningkatkan adaptabilitas terhadap perubahan harga minyak dan biaya perdagangan.
Meskipun tantangan ini dapat meningkatkan biaya perdagangan melalui tekanan pada nilai tukar dan kenaikan biaya transportasi, langkah-langkah adaptif diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi Jatim.
Baca Juga: Lima Desa di Mojokerto Dapat Bantuan Material Perbaikan Tanggul dari Pemkab dan Bank BSI
Selain itu, Erwin Gunawan juga menyoroti potensi peningkatan biaya energi sebagai dampak dari ketegangan geopolitik global, khususnya jika konflik terus berlanjut.