PR JATIM - Bank Indonesia (BI) telah memberikan peringatan terkait potensi kenaikan inflasi yang perlu diwaspadai sehubungan dengan aktivitas kurban menjelang Iduladha 1445 Hijriah.
Meskipun secara historis inflasi selama Iduladha cenderung lebih rendah dibandingkan Ramadan dan Idulfitri, BI menegaskan bahwa pergerakan harga beberapa komoditas harus tetap dipantau.
Dalam unggahan resmi BI di Instagram, dikemukakan bahwa komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, serta tarif angkutan udara, telah terbukti menjadi pemicu inflasi pada periode Iduladha berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut BI, kontribusi dari aktivitas qurban sendiri terhadap inflasi umumnya tidak signifikan. BI juga menjelaskan beberapa langkah yang telah diambil bersama pemerintah untuk mengendalikan inflasi, antara lain memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi infrastruktur pengairan, mendorong penerapan teknologi riset untuk digitalisasi pertanian, serta memperbarui sistem logistik yang terintegrasi.
"Pemerintah dan BI akan terus memperkuat pengendalian inflasi melalui pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok pangan," demikian pernyataan BI.
Sebelumnya, pada bulan Mei 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadinya deflasi sebesar 0,03% dibandingkan bulan sebelumnya. Deflasi ini dipengaruhi oleh penurunan harga beras, daging ayam ras, ikan segar, tomat, cabai rawit, serta tarif angkutan antar kota, angkutan udara, dan kereta api.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi deflasi pada beberapa komoditas, perhatian terhadap inflasi yang berpotensi meningkat akibat aktivitas kurban tetap menjadi fokus utama BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.***