Studi Ilmiah Mendesak Tindakan Nyata untuk Mengatasi Krisis Plastik Global

- 26 April 2024, 15:32 WIB
Ilustrasi sampah plastik.
Ilustrasi sampah plastik. /Pixabay/Dorothe /

PR JATIM - Para ilmuwan dari berbagai disiplin telah mengungkapkan temuan penting yang memperkuat seruan yang telah dilakukan oleh para aktivis lingkungan selama bertahun-tahun: semakin banyak plastik yang diproduksi, semakin banyak pula plastik yang terdapat di lingkungan kita.

Sybil Bullock, manajer Kampanye Komunitas Global Breakfreefromplastik, menyoroti perlunya tindakan konkret dari perusahaan-perusahaan besar seperti The Coca-Cola Company, PepsiCo, dan Nestlé. Bullock menegaskan bahwa meskipun telah ada komitmen sukarela untuk mengurangi jejak plastik, namun realitasnya masih jauh dari harapan.

Menurut Bullock, pentingnya sebuah Perjanjian Plastik Global yang mengikat secara hukum untuk membatasi produksi plastik dan menghentikan banjir plastik sekali pakai dari perusahaan-perusahaan tersebut sangat mendesak.

Baca Juga: Celah Masuknya Sampah Impor: Ancaman Serius bagi Lingkungan di Jawa Timur

Studi ini didukung oleh hasil kegiatan brand audit global yang dilakukan selama lima tahun oleh BreakFreeFromPlastic, dengan lebih dari 200.000 relawan di 84 negara yang berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih sampah dan mendokumentasikan merek-merek sampah plastik yang ditemukan.

Dr. Lisa Erdle, Direktur Sains & Inovasi di The 5 Gyres Institute, menambahkan bahwa tanggung jawab untuk mengatasi krisis plastik tidak hanya terletak pada individu pengguna, tetapi juga pada 56 perusahaan global yang mendominasi produksi plastik.

Erdle mendesak para pemimpin dunia yang berkumpul dalam INC-4 di Ottawa, Kanada, untuk mempertimbangkan fakta ilmiah yang menegaskan hubungan langsung antara produksi plastik dan polusi saat merundingkan Perjanjian Plastik Global.

INC-4, sebuah forum internasional yang dihadiri oleh pemimpin dunia, dianggap sebagai kesempatan penting untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam menanggapi krisis plastik yang semakin memprihatinkan ini.

Studi ilmiah ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pembuatan kebijakan yang efektif dan ambisius untuk mengurangi produksi plastik, mendorong penggunaan kembali, dan memperkuat sistem isi ulang.***

Editor: Budi W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x